Ini Tapak jejak Pendidikan 7 Presiden Indonesia – Pendidikan adalah aspek khusus saat tentukan masa datang.Berkaitan dengan pendidikan tujuh presiden Indonesia berikut kisah pendidikan beberapa pimpinan bangsa itu. Jadi seorang presiden adalah profesi yang berat karena jadi orang nomor satu pada sebuah negara ini untuk ambil sesuatu keputusan yang hendak punya pengaruh besar untuk juta-an warga yang dipegangnya.
Karena itu, keunggulan mereka jadi presiden juga satu diantaranya didukung oleh kisah pendidikan yang mereka menempuh. Lantas bagaimana background pendidikan beberapa presiden Indonesia? Dikutip dari situs Perpusnas di kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id, berikut tapak jejak pendidikan tujuh presiden yang pimpin bangsa Indonesia yang memikat kalian kenali.
1. Soekarno (Saat Bakti 1945-1966)
Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang umum diundang Bung Karno, terlahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan wafat di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya namanya Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai.
Saat kecil Soekarno cuma sekian tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Saat SD sampai tamat, Soekarno ada di Surabaya, kamar kos di dalam rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politikus berpengalaman pendiri Syarikat Islam.
Selanjutnya ia meneruskan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar dalam HBS itu, Soekarno sudah menggembleng jiwa nasionalismenya. Setelah lulus HBS tahun 1920, berpindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Teknik Tinggi yang saat ini jadi ITB). Dia sukses raih gelar “Ir” pada 25 Mei 1926.
2. Soeharto (Saat Bakti 1966-1998)
Presiden ke-2 Republik Indonesia ini terlahir di Kemusuk, Yogyakarta, 8 Juni 1921. Ayahnya namanya Kertosudiro seorang petani yang sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah dusun, dan ibunya namanya Sukirah.
Soeharto masuk sekolah ketika berumur 8 tahun, tapi kerap berpindah. Sebelumnya disekolahkan di Sekolah Dusun (SD) Beberapa puluh, Godean. Lantas berpindah ke SD Pedes, karena ibunya dan suaminya, Pak Pramono berpindah rumah, ke Kemusuk Kidul.
Soeharto dipilih jadi prajurit panutan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa tengah di tahun 1941. Soeharto sah jadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945.
Jenderal Besar H.M. Soeharto sudah menjejaki perjalanan panjang dalam profesi militer dan politiknya. Di kemiliteran, Soeharto mengawalinya dari pangkat sersan tentara KNIL, selanjutnya komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan gagalyon berpangkat Letnan Kolonel.
Baca Juga : Universitas Trisakti – Info Kuliah & Faklutas Terbaik
3. Bacharuddin Jusuf Habibie (Saat Bakti 1998-1999)
Presiden ke-3 Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie terlahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Habibie adalah anak ke-4 dari 8 bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo.
Tidak lama sesudah bapaknya wafat, Habibie berpindah ke Bandung untuk menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, Habibie mulai terlihat mencolok prestasinya, khususnya dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie jadi figur favorite di sekolahnya.
Sesudah tamat SMA di bandung tahun 1954, Habibie masuk Universitas Indonesia di Bandung (saat ini ITB) dan mendapatkan gelar Diploma dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 yang selanjutnya memperoleh gelar Doktor dari tempat yang masih sama tahun 1965. Tahun 1967, Habibie jadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung.4. Abdurrahman Top (Saat Bakti 1999-2001)
Abdurrahman Top yang dekat diundang Gus Dur memegang Presiden RI keempat mulai 20 Oktober 1999 sampai 24 Juli 2001. Gus Dur lahir 4 Agustus 1940 di dusun Denanyar, Jombang, Jawa Timur.
Gus Dur ialah putra pertama dari 6 bersaudara. Ayahnya ialah seorang pendiri organisasi besar Nahdlatul Ulama, yang namanya KH. Top Hasyim. Dan Ibunya namanya Hj. Sholehah ialah putri pendiri Pesantren Denanyar Jombang, K.H. Bisri Syamsuri. https://jharkhandmuktimorcha.org/
Saat remaja Gus Dur beberapa dihabiskan di Yogyakarta dan Tegalrejo. Pada dua tempat berikut peningkatan ilmu pengetahuan mulai bertambah. Saat selanjutnya, Gus Dur ada di Jombang, di pesantren Tambak Beras, sampai selanjutnya meneruskan studinya di Mesir.
Setelah dari pengembaraannya cari ilmu, Gus Dur kembali lagi ke Jombang dan pilih jadi guru. Di tahun 1971, Gus Dur gabung di Fakultas Ushuludin Universitas Tebu Ireng Jombang.
5. Megawati Soekarnoputri (Saat Bakti 2001-2004)
Presiden Republik Indonesia kelima, Megawati Soekarnoputri terlahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947. Megawati ialah putri pertama dari Presiden RI pertama kali yang proklamator, Soekarno dan Fatmawati.
Wanita namanya komplet Dyah Permata Megawati Soekarnoputri ini mengawali pendidikannya, dari SD sampai SMA di Perguruan Cikini, Jakarta. Sementara, dia sebelumnya pernah belajar dalam dua Universitas, yakni Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Bandung (1965-1967) dan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970-1972).
6. Susilo Bambang Yudhoyono (Saat Bakti 2004-2014)
Presiden RI keenam ini ialah alumnus terbaik AKABRI (1973) yang terlahir di Pacitan, Jawa Timur 9 September 1949. Pensiunan jenderal berbintang empat ini ialah anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah.
Pendidikan SR ialah injakan masa datang paling tentukan pada diri SBY. Saat duduk di bangku kelas lima, ia untuk pertama kalinya mengenal dan dekat bernama Sekolah tinggi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa tengah. Di masa datang AMN berbeda nama jadi Akabri.
SBY masuk SMP Negeri Pacitan. Mewariskan sikap ayahnya yang berdisiplin keras, SBY berusaha untuk merealisasikan harapan saat kecilnya jadi tentara dengan masuk Sekolah tinggi Angkatan Membawa senjata Republik Indonesia (Akabri) sesudah lulus SMA tahun akhir 1968. Tetapi, karena telat mendaftarkan, SBY tidak segera masuk Akabri. Karena itu SBY juga sempat jadi mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).
Tetapi selanjutnya, SBY malah pilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Kelanjutan Pertama (PGSLP) di Malang, Jawa Timur. Saat belajar dalam PGSLP Malang itu, ia mempersiapkan diri untuk masuk Akabri.
Tahun 1970, SBY pada akhirnya masuk Akabri di Magelang, Jawa tengah, sesudah lulus ujian akseptasi akhir di Bandung. SBY juga raih predikat alumnus terbaik Akabri 1973 dengan terima penghargaan lencana Adhi Makasaya.
Pendidikan militernya diteruskan di Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Georgia, AS (1976), Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS (1982-1983) dengan raih honor graduate, Jungle Warfare Pelatihan di Panama (1983), Anti Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984), Pelatihan Komandan Gagalyon di Bandung (1985), Seskoad di Bandung (1988-1989) dan Command and General Staf College di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991). Gelar MA didapat dari Webster University AS.
Kefasihannya menggunakan bahasa Inggris, membuat dipilih meng ikuti pendidikan lintasi udara (airborne) dan pendidikan pasukan instruksi (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia, 1975.
Selanjutnya di tahun 1982 sampai 1983, SBY meng ikuti Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983 sekalian praktik kerja-On the job pelatihan di 82-nd Airbone Divisi, Fort Bragg, AS, 1983. Selanjutnya meng ikuti Jungle Warfare School, Panama, 1983 dan Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984, dan Pelatihan Instruksi Gagalyon, 1985.
Lalu SBY juga dipercayai memegang Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988) dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988), saat sebelum meng ikuti pendidikan di Sekolah Staff dan Instruksi TNI-AD (Seskoad) di Bandung dan keluar sebagai alumnus terbaik Seskoad 1989.
7. Joko Widodo (Saat Bakti 2014-Sekarang)
Semenjak lahir di 21 Juni 1961 di Rumah Sakit Brayat Minulyo, Joko Widodo tinggal dengan keluarganya dalam suatu rumah kontrak yang berada di pinggir sebuah sungai di Solo. Hidup mereka benar-benar simpel.
Ayah Jokowi yang setiap hari menjaga keluarga secara jualan kayu mau tak mau bawa istri dan beberapa anaknya hidup beralih dari 1 rumah sewa ke arah rumah sewa yang lain. Bahkan juga dengan keadaan itu, keluarga Joko Widodo harus ikhlas digusur Pemerintahan Kota Solo dari rumahnya di bantaran kali Pepe dan menumpang di tempat tinggal seorang famili di wilayah Gondang.
Namun, pengalaman saat kecil itu tidak dirasa Jokowi sebagai sebuah kesengsaraan. Dia berbicara jika saat-saat susah itu adalah langkah Tuhan yang pas untuk membuat watak dianya di masa datang.
Setelah berkuliah di Fakultas Kehutanan UGM, Jokowi muda sebelumnya sempat mencicip pengalaman kerja pada suatu perusahaan BUMN di Propinsi Aceh. Lokasinya yang ada di tengah rimba, keadaan kerja yang keras, dan gagasan untuk memiliki buah kesayangan membimbing Jokowi dan istri untuk kembali lagi ke kota Solo pada 1988.
Dia selanjutnya bekerja beberapa waktu pada pabrik punya pamannya, sampai pada akhirnya memilih untuk stop dan mengawali usaha furniturenya sendiri. Usaha yang awalnya jalan dengan keadaan simpel makin lama berkembang. Dari ruang cakup regional, usaha Jokowi tumbuh melingkupi pasar nasional, sampai akhirnya memasuki pasar luar negeri.